Rabu, 28 September 2016

Konsep Sist. Informasi Lanjutan

Nama: Nurika Fathin Oktarina
NPM: 16113679
Kelas: 4KA18

1.    Transaction Processing Systems (TPS) 

Sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi.

Transaction Prosessing System ini biasa digunakan oleh pengguna untuk mencatat dan memproses data dari transaksi bisnis, database terbaru, dan menghasilkan berbagai macam dokumen dan laporan. Contohnya biasa digunakan oleh pelanggan langsung, pada Bank, TPS didigunakan pada mesin ATM yang langsung berhubungan dengan para nasabah tanpa melalui pihak bank, sehingga bisa di akses langsung, cek gaji karyawan, formulir pajak, dan rekening keuangan.

Perbedaan TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. Contohnya seperti cek gaji karyawan, formulir pajak, dan rekening keuangan.


Gambar arsitektur TPS

2.    Management Information System (MIS)

MIS menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan atau membantu  mengambil keputusan yang diambil secara rutin dan juga dapat membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi.

Sistem informasi manajemen membantu menjawab permintaan dan perkiraan tren.  Contoh : Pada sebuah butik terdapat 3 buah pakaian, pakaian pertama sangat laku, pakaian kedua biasa-biasa saja, sedangkan pakaian ketiga tidak terlalu laku. Atas data yang diperoleh di atas maka baju pertama adalah baju yang menjadi tren, maka stocknya harus diperbanyak. Pada Sistem Informasi manajemen, Basic data yang ada berasal dari Sistem Pemrosesan Transaksi. Seberapa banyak apa pakaian pertama dibeli, pakaian kedua dibeli, dan pakaian ketiga dibeli merupakan data yang didapatkan dari Sistem Pemrosesan Transaksi. Sistem informasi manajemen biasanya digunakan untuk memperoleh informasi dari kalangan manajerial end user.

Perbedaannya MIS adalah menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi. Contoh: Basis Data.

3.    Decision Support Systems (DSS)

Merupakan interaktif sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end user.

DSS menyediakan alat bagi pengguna untuk meng-akses data dan menganalisisnya untuk pengambilan keputusannya. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. 

DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.
Pengguna pada dasarnya digunakan oleh seseorang yang memegang peranan penting di sebuah perusahaan seperti Top manager. Keputusan yang diambil merupakan keputusan besar yang memiliki berbagai resiko sehingga tidak boleh gegabah dan salah mengambil keputusan. Jika salah mengambil keputusan, maka perusahaan tersebut dapat berakhir. Contohnya mengenai investasi dan saham. Jika kita salah memilih, maka akibatnya fatal. Terbagi menjadi 2 yaitu :

  • Executive Information System yaitu sistem yang mendukung pekerjaan dari higer-level  manager.
  • Group Support Systems yaitu sistem yang mendukung pekerjaan dari orang-orang yang  bekerja pada kelompok (group). Contoh: group para pemegang saham.
Perbedaan Decision Support Systems (DSS) yaitu: Merupakan interaktif sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end user.
Contoh: Program kertas kerja elektronik memudahkam manajerial end user menerima respon secara interaktif untuk peramalan penjualan atau keuntungan.

4.    EIS (Executive Information System)

Executive Information System (EIS) atau disebut juga sebagai Executive Support System (ESS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang memungkinkan pihak eksekutif untuk mengakses data dan informasi, sehingga dapat dilakukan pengidentifikasian masalah, pengeksplorasian solusi, dan menjadi dasar dalam proses perencanaan yang sifatnya strategis.

EIS mengintegrasikan data yang berasal dari sumber data internal maupun eksternal, kemudian melakukan transformasi data ke dalam bentuk rangkuman laporan yang berguna. Laporan ini biasanya digunakan oleh manajer dan level eksekutif untuk mengakses secara cepat laporan yang berasal dari seluruh perusahaan dan departemen, sehingga dapat diperoleh pengetahuan yang berguna bagi pihak eksekutif. Laporan ini digunakan untuk menemukan alternatif solusi untuk menekan permasalahan manajerial dan membuat perencanaan keputusan untuk perusahaan.

EIS umumnya digunakan oleh executive dalam mengakses data dan informasi untuk mengetahui suatu permasalahan, meneliti solusi yang akan diberikan, dan menunjukkan proses strategic planning.

EIS tradisional memiliki dua komponen utama yaitu: 
(1) basis data terpusat, yang merupakan repositori data yang diekstrak dari berbagai sumber; 
(2) mesin untuk menganalisa data dan menampilkan hasilnya kepada para eksekutif.

Arsitektur ini sederhana dan mudah untuk dikelola. Karena menggunakan basis data terpusat, query dan analisa dapat diproses dengan cepat. Akan tetapi dalam melakukan ekstraksi dan peng-updatean data dari sumber yang berbeda ke dalam basis data terpusat merupakan permasalahan yang kompleks. Sebab seringkali data tersebut tidak kompatibel antara satu sumber dengan sumber data yang lain. Arsitektur EIS tradisional tidak dapat beradaptasi terhadap inkompatibilitas data. Oleh karena itu, setiap kali terdapat perubahan pada local system, basis data terpusat harus disusun kembali, di-compile ulang, atau bahkan didesain ulang. EIS tradisional hanya mendukung analisis data sederhana yang sudah didefinisikan terlebih dahulu.

Adanya permasalahan ini, mendorong para peneliti untuk mempelajari cara untuk: 
(1) mengintegrasikan dan mengakses data dari sumber data terdistribusi yang heterogen, dan 
(2) menganalisa data melalui pendekatan multidimensional.

Teknologi data warehousing dan teknik On-line Analytical Processing (OLAP) telah memberikan banyak kontribusi dalam meningkatkan EIS tradisional. Peningkatan ini mengarah pada terbentuknya arsitektur EIS yang baru, yaitu EIS kontemporer. Pada arsitektur ini, basis data terpusat digantikan fungsinya oleh data warehouse, sedangkan teknik OLAP digunakan untuk analisis data multidimensional dan penampilan informasi. Teknologi data warehousing mengurangi masalah integrasi data. Data dari local system yang berbeda akan diekstrak, dibersihkan, dan ditransformasikan oleh integrator berdasarkan skema data terintegrasi, kemudian disimpan ke dalam data warehouse.

Namun Struktur EIS Kontemporer pada dasarnya tidak memiliki fleksibilitas dan adaptabilitas dimana:

  • Fleksibilitas adalah kemampuan untuk mengakomodir perubahan kebutuhan data oleh eksekutif
  • Adaptabilitas adalah kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan konten, format data, platform, dan struktur yang mungkin muncul dalam sumber data lokal 
Dari kekurangan fleksibiltas dan adaptabilitas tersebutlah kemudian di coba untuk mengembangkan dengan pendekatan menggunakan Database, adalah Metode sistem integrasi yang dapat mengelolah beberapa sistem dan bisa mendapatkan open system architecture sambil tetap mempertahankan otonomi local system dan memungkinkan untuk sistem tersebut berevolusi. Dibawah ini akan ditampilkan gambaran seperti apa pendekatan metadatabase tersebut sehingga struktur EIS kontemporer yang telah beradaptasi dengan menggunakan pendekatan metadatabase mengalami evolusi dan dapat berubah menjadi Arsitektur yang baru terdiri dari 2 unsur besar, yaitu:
  1. Metadatabase Management System (MDBMS)
sistem berbasis pengetahuan yang mengintegrasikan dan mengatur penggunaan multiple local system melalui data atau metadata.

Yang memiliki 2 peranan penting, yaitu:
(1) Menyediakan akses yang transparan terhadap data dari local system dan warehouse
(2) Menyediakan metadata yang dibutuhkan untuk analisis multidimensional data.

2. Multidimensional Data Analysis System (MDAS). yang terdiri dari 2 sub-sistem, yaitu:
  •  ROLAP/MDB Interface yang menyediakan penghubung eksekutif untuk memformulasikan  permintaan mereka dan untuk menampilkan hasil analisis mereka
  •  ROLAP/MDB (Relational On-Line Analytical Processsing/Multidimentional DataBase)    Analyzer yaitu Software yang digunakan untuk mengolah metadatabase yang disediakan oleh  MDBMS untuk memungkinkan analisis online multidimentional data.
5.    Expert Systems / Sistem Ahli (ES)

Sistem pakar adalah sistem komputer yang mengemulasi kemampuan pengambilan keputusan dari ahli manusia. Sistem pakar dirancang untuk memecahkan masalah kompleks dengan penalaran tentang pengetahuan, seperti seorang ahli, dan bukan dengan mengikuti prosedur pengembang. seperti yang kasus dalam pemrograman konvensional.
Penggunaan Sistem Pakar Dalam Production Planning Dan Production Control Perencanaan produksi dilakukan dalam hal kuantitas, waktu, kapasitas dan biaya pengendalian produksi meliputi penyelesaian pesanan, pengawasan pesanan dan pengamanan kualitas.
Lingkungan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Arsitektur sistem pakar dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


Perbedaan Expert Systems / Sistem Ahli (ES) adalah ES menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI (Kecerdasan Buatan) untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis.

Contohnya XSEL: sistem pakar yang bertindak sebagai asisten penjual di agen penjualan komputer DEC, yang membantu pelanggan memilih komputer yang sesuai dengan kebutuhannya.

Dan perbedaan Artificial Intelligence / Kecerdasan Buatan (AI)
AI bertujuan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas, dengan memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem/masalah sampai kesimpulan logiknya.

Contohnya seperti robotika: komputer pemrograman untuk melihat dan mendengar dan bereaksi terhadap rangsangan sensorik lainnya.
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah:

  •       Antarmuka pengguna (User Interface)
  •       Basis pengetahuan
  •       Akuisisi pengetahuan
  •       Mesin inferensi
  •       Workplace
  •       Fasilitas penjelasan
  •       Perbaikan pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui [Arhami, 2004].

Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu :
       penalaran berbasis aturan, dan
       penalaran berbasis kasus [Kusumadewi, 2003].

a)   Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)
Pada penalaran ini, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk: IF–THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan [Kusumadewi, 2003].

b)    Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoing)
Pada penalaran ini, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu, bentuk ini juga digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan [Kusumadewi, 2003].

6.    Office Automation System (OAS)

OAS mendukung pekerja data yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikn data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi.

Otomatisasi adalah penggunaan mesin untuk menjalankan tugas fisik yang biasa dilakukan oleh manusia, Sedangkan Otomatisasi kantor( office automation atau OA) adalah semua system elektronikformal dan informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi informasi kepada dan dari orang yang beradadi dalam maupun diluar perusahaan.

Para pengguna OA :
  • Manajer, orang-orang yang bertanggung jawab mengelola sumber daya perusahaan, terutama SDM.
  • Profesional, menyumbangkan keahlian khusus yang membedakan mereka dengan sekertaris dan pegawai administrasi.
  • Sekertaris, ditugaskan oleh professional untuk melaksanakan berbagai tugas seperti menangani korespondensi, menjawab telepon dan mengatur jadwal pertemuan
  • Pegawai administrasi, melaksanakan tugas-tugas untuk sekertaris, seperti mengoperasikan mesin fotokopi, menyusun dokumen, menyimpan dokumen, dll.

Dibawah ni merupakan gambar dari arsitektur OAS:


                                                           Gambar Arsitektur OAS

Perbedaan Office Automation System (OAS) yaitu OAS mendukung pekerja data yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikn data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Contoh: Komunikasi melalui voice mail, email, dan video conferencing.

7.    Group Decision Support System (GDSS)

System aplikasi komputer interaktif yang memfasilitasi pencapaian solusi dari sebuah problem/permasalahan yang tidak terstruktur dengan seperangkat pembuat keputusan yang bekerjasama sebagai sebuah kelompok. Sistem tersebut membantu kelompok, terutama sekelompok manager, dalam menganalisa sebuah masalah dan dalam melakukan sebuah keputusan bersama.

Memiliki arti sebuah perangkat komputer baik software (perangkat lunak) maupun hardware (perangkat keras) yang digunakan mendukung fungsi sebuah kelompok dan proses-proses keputusan yang akan dibuat. Bertujuan untuk membawa kelompok bersam-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendpat atau kuesioner. Dibawah ini merupakan gambar dari arsitektur GDSS:
            Gambar Arsitektur GDSS      
    
Perbedaan Group Decision Support System (GDSS) adalah Bertujuan untuk membawa kelompok bersam-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendpat atau kuesioner.

Sumber: