Sabtu, 26 Desember 2015

Tugas Softskill ke-4 (3b)

Soal
Berikanlah contoh dalam kalimat beberapa perhubungan makna seperti sinonim, hiponimi, homonimi, polisemi, dan antonimi.

Jawaban
Beberapa perhubungan makna seperti sinonim, hiponimi, homonimi, polisemi, dan antonimi antara lain dari masing-masing makna :

Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.

Contoh Sinonim:
Umpamanya kata buruk dan jelek adalah dua buah kata yang bersinonim ; bunga, kembang, dan puspa adalah tiga buah kata yang bersinonim; mati, wafat, meninggal, dan tewas adalah empat buah kata yang bersinonim.

Contoh kalimat:
• Perbuatan rani sangat buruk sekali sehingga temannya tidak mau berteman.
• Baju yang dipakai syifa sangat jelek dipakai.
• Anak kucing mati karena kelaparan.
• Direktur perusahaan itu baru saja meninggal karena sakit jantung.

Contoh lain :
• binatang = fauna
• bohong = dusta
• haus = dahaga
• pakaian = baju
• bertemu = berjumpa

Hiponimi
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. Contoh :
·         Hipernim    : Bunga.
Hiponim   : Melati, mawar, tulip, lili, sakura, aster, dahlia, eidelweis, kembang sepatu, iris, teratai, anggrek, matahari, dan sebagainya.
·         Hipernim   : Ikan.
Hiponim    : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri,    sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.
·         Hipernim : Kendaraan.
Hiponim  : Mobil, motor, bus, bajaj, bemo, truk, kereta, pesawat, sepeda, dan sebagainya.
·         Hipernim : Buah.
Hiponim : Anggur, apel, jeruk, manggis, durian, melon, semangka, markisa, pisang, pear, nangka, dan sebagainya.
Homonimi
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon.
• Contoh Homograf :
Serang 
· Minggu depan saya dan keluarga akan berlibur ke kota Serang. (nama kota)
· Pasukan itu mundur setelah diserang oleh pasukan lawan. (tindakan agresif saat perang)
 Amplop
  • Rita mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa).
  • Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin).

• Contoh Homofon :
Masa dengan Massa
-       Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu).
-       Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum).

• Tambahan :
-       Anonim adalah tidak memiliki nama atau tidak diberikan nama.
 Homonim adalah : Dua kata yang bentuk penulisan dan pengucapanya sama tetapi artinya berbeda.
 Contoh:
a. Saya sudah bisa menyetir mobil. (bisa berarti dapat dan bermakna denotasi).
b. Tetanggaku terkena bisa ular yang mematikan.(artinya racun makna denotasi.

Polisemi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata “kepala” dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.

Contoh:
  • Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp mercu buana. (kepala bermakna pemimpin).
  • Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
  • Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko. (kepala berarti individu).
  • Pak Suroto membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang baru dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).
Antonimi
Perhubungan makna yang terdapat antara sinonimi, homonimi, hiponimi, atau polisemi, bertalian dengan kesamaan-kesamaan; antonimi, sebaliknya, dipakai untuk menyebut makna-makna yang berlawanan. Bentuk-bentuk seperti laki-laki, hidup, gadis, masing-masing berantonim dengan perempuan, mati, dan janda. Dan kata-kata yang berlawanan makna itu disebut mempunyai perhubungan yang bersifat antonimi. Atau dengan kata lain Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.

Contoh Antonim :
·         keras x lembek
·         naik x turun
·         kaya x miskin
·         surga x neraka
·         laki-laki x perempuan
·         atas x bawah
Contoh kalimat :
1. Suara ibu guru sangat keras sekali.
2. Mie yang dimakan sinta sangat lembek.
3. Laki-laki itu datang tak diundang.
4. Muthia adalah perempuan yang baik hati dan ramah.


Tugas Softskill ke-3 (3a)

Depok, 22 November 2015

No                    : 001/U/RPT/SK-UG/XI/2015
Lampiran         : –
Sifat                 :
Perihal             : 

Yth. Bapak/Ibu Dosen
Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia
Di  Tempat.

Dengan hormat,

Dengan ini kami sampaikan undangan rapat dengan pembahasan “Kurikulum Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”.

Kami mengundang Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia guna mengikuti rapat dengan pembahasan sebagaimana telah disebutkan diatas pada pokok surat undangan yang akan  dilaksanakan pada :

hari/tanggal            : Selasa, 25 November 2015.
tempat                    : Auditorium Universitas Gunadarma gedung 4 lt.6, Depok.
waktu                     : 09.00 WIB – selesai.

Demi kelancaran dan suksesnya acara ini kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.

Demikian surat undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian serta kehadirannya pada acara tersebut, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,                                                                                      Mengetahui,




Koordinator Mata Kuliah                                                               Rektor Universitas Gunadarma


(Nurika Fathin Oktarina)                                                           (Prof. Dr. E.S. Margianti, S.E., MM)