VIVA.co.id - Untuk mengantisipasi gempa dan tsunami di
Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diperbolehkan
menggunakan teknologi deteksi canggih buatan Jepang. Hal ini tertuang dalam
kerja sama BPPT dengan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology
(JAMSTEC).
Teknologi
ini diberi nama Indonesia Dance Ocean-Floor Network System for Earthquake and
Tsunamis (INA-Donet). Dengan penggunaan teknologi ini diharapkan bencana gempa
dan tsunami bisa langsung terdeteksi dan meminimalisir jumlah korban jiwa.
Dipaparkan
BPPT, Jepang sudah menggunakan Donet sejak pengalaman gempa besar Tohoku 2011
lalu. Indonesia, yang memiliki indeks resiko bencana gempa dan tsunami yang
sama dengan Jepang bisa bertukar informasi dan mempelajari cara negara sakura itu
menghadapi bencana.
"Kita
bisa belajar dengan mereka. Donet, teknologi milik Jepang tersebut, menggunakan
teknologi kabel bawah laut yang mencapai ratusan kilometer," ujar Deputi
Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA), BPPTP, Wimpe Agung Niegroho,
Rabu 21 Oktober 2015.
Diyakini
Wimpe, Donet lebih irit karena tidak memakan biaya untuk telekomunikasi
satelit. Beberapa jenis sistem deteksi yang saat ini digunakan, Teknologi
Tsunami Bouys, memang mengandalkan satelit telekomunikasi. Selain itu, biaya perawatan Donet pun diklaim
lebih murah. Bahkan seismometer yang dipasang akan melengkapi rangkaian
seismometer yang dimiliki oleh BMKG. Dipercaya, Donet dapat menggantikan Bouys
yang sering rusak dan hilang akibat vandalism, kendati Donet dipasang di dasar
laut.
Pemasangan
di dasar laut itu memberikan keuntungan dikarenakan mampu memberikan akurasi
dan kecepatan penyampaian informasi gempa dan tsunami dengan cepat. Dasar laut
lebih dekat dengan sumber gempa yang kebanyakan berada di zona subduksi.
"Rencananya
(pemasangan) akan dilakukan di Selat Sunda karena potensinya selat sunda, dan
pemasangannya pun di Indonesia kita akan diskusikan kembali dengan Jepang,
secepatnya teknologi ini digunakan," kata Wimpie.
Pembangunan
Donet di Selat Sunda, atas kerjasama BPPT dengan Kemenristekdikti,
Kemenkomaritim, BNPB , LIPI dan Universitas serta institusi terkait lainnya.
BPPT
dan JAMSTEC telah bekerja sama di bidang kelautan sejak dua dasawarsa ini.
Analisis:
Analisis
:
Dengan adanya deteksi gempa tsunami sangat membantu
mencegah terjadinya korban berjatuhan lebih banyak.Karena, mampu memberikan akurasi dan kecepatan
penyampaian informasi gempa dan tsunami dengan cepat. Sehingga para
masyarakat dapat dievakuasi terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman.
mohon dibuka link dibawah, seperti itu lah teknologi dari jepang itu. peringatan gempa dini ( alarm 10 detik sebelum gempa ) dan tsunami warning 3 menit sesudah gempa/
BalasHapusmohon dikomentari videonya :)
https://www.youtube.com/watch?v=VTT1KaUMZgU