Sabtu, 24 Oktober 2015

Indonesia Gunakan Teknologi Deteksi Gempa Tsunami Jepang


VIVA.co.id - Untuk mengantisipasi gempa dan tsunami di Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diperbolehkan menggunakan teknologi deteksi canggih buatan Jepang. Hal ini tertuang dalam kerja sama BPPT dengan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC).

Teknologi ini diberi nama Indonesia Dance Ocean-Floor Network System for Earthquake and Tsunamis (INA-Donet). Dengan penggunaan teknologi ini diharapkan bencana gempa dan tsunami bisa langsung terdeteksi dan meminimalisir jumlah korban jiwa.

Dipaparkan BPPT, Jepang sudah menggunakan Donet sejak pengalaman gempa besar Tohoku 2011 lalu. Indonesia, yang memiliki indeks resiko bencana gempa dan tsunami yang sama dengan Jepang bisa bertukar informasi dan mempelajari cara negara sakura itu menghadapi bencana.

"Kita bisa belajar dengan mereka. Donet, teknologi milik Jepang tersebut, menggunakan teknologi kabel bawah laut yang mencapai ratusan kilometer," ujar Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam  (TPSA), BPPTP, Wimpe Agung Niegroho, Rabu 21 Oktober 2015.

Diyakini Wimpe, Donet lebih irit karena tidak memakan biaya untuk telekomunikasi satelit. Beberapa jenis sistem deteksi yang saat ini digunakan, Teknologi Tsunami Bouys, memang mengandalkan satelit telekomunikasi. Selain itu, biaya perawatan Donet pun diklaim lebih murah. Bahkan seismometer yang dipasang akan melengkapi rangkaian seismometer yang dimiliki oleh BMKG. Dipercaya, Donet dapat menggantikan Bouys yang sering rusak dan hilang akibat vandalism, kendati Donet dipasang di dasar laut.

Pemasangan di dasar laut itu memberikan keuntungan dikarenakan mampu memberikan akurasi dan kecepatan penyampaian informasi gempa dan tsunami dengan cepat. Dasar laut lebih dekat dengan sumber gempa yang kebanyakan berada di zona subduksi.

"Rencananya (pemasangan) akan dilakukan di Selat Sunda karena potensinya selat sunda, dan pemasangannya pun di Indonesia kita akan diskusikan kembali dengan Jepang, secepatnya teknologi ini digunakan," kata Wimpie.

Pembangunan Donet di Selat Sunda, atas kerjasama BPPT dengan Kemenristekdikti, Kemenkomaritim, BNPB , LIPI dan Universitas serta institusi terkait lainnya.

BPPT dan JAMSTEC telah bekerja sama di bidang kelautan sejak dua dasawarsa ini.

Analisis: 

Analisis :
Dengan adanya deteksi gempa tsunami sangat membantu mencegah terjadinya korban berjatuhan lebih banyak.Karena, mampu memberikan akurasi dan kecepatan penyampaian informasi gempa dan tsunami dengan cepat. Sehingga para masyarakat dapat dievakuasi terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman.




1 komentar:

  1. mohon dibuka link dibawah, seperti itu lah teknologi dari jepang itu. peringatan gempa dini ( alarm 10 detik sebelum gempa ) dan tsunami warning 3 menit sesudah gempa/
    mohon dikomentari videonya :)
    https://www.youtube.com/watch?v=VTT1KaUMZgU

    BalasHapus