Kamis, 17 April 2014

Goresan Tinta Untaian Kata


Menurut pandangan saya hubungan manusia dengan cinta kasih tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena merupakan salah satu komponen hidup. Pada dasarnya cinta kasih dimiliki oleh setiap makhluk hidup terutama manusia. Karena manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan manusia selalu membutuhkan orang lain.

Saya akan mencoba menganalisa puisi cinta karya Khalil Gibran yang berjudul Senandung Cinta. Beliau merupakan seorang penyair yang sangat terkenal dan karyanya pun sangat menarik untuk dibaca apalagi untuk dianalisa seperti yang akan saya lakukan kali ini. Berikut merupakan contoh puisi cinta karya Khalil Gibran yang akan saya analisa:

SENANDUNG CINTA
Cipt. Khalil Gibran

Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu
Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Nada kasih mengalir menembus sukma
Menyentuh batin mengalirkan sayang

Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Sungguh.. Betapa segala resah mendesah
Bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian
Untuk siapa nada ini kan menyapa

Di relung jiwa bersemayam segala rasa
Terhempas risau melayang hilang
Menjelajah hati menjawab tanya
Hadir membayang dalam bayang-bayang

Getar ujung jemari kabarkan kehadirannya
Nyata terasa getaran di jiwa
Bening air mata berkaca-kaca
Bak air telaga memantulkan gemerlap bintang

Sendu merayu di tengah heningnya malam
Bercengkrama bersama titik-titik embun
Membongkar dinginnya kabut rahasia
Hingga kebenaran datang menjelang

Nada lahir dari ujung renungan
Mengalun bersama kesunyian
Menepis semua kebisingan
Mengalir diantara mimpi dan bayangan

Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada
Rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hatiku
Menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu
Dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu

ANALISIS PUISI

Bait 1
Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu
Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Nada kasih mengalir menembus sukma
Menyentuh batin mengalirkan sayang

(Penulis yang merindukan seseorang dan ingin mengungkapkannya lewat nyanyian, akan tetapi nyanyian tersebut tidak dapat dituliskan. Nyanyian itu hanya ada dalam hatinya hingga menyentuh batin dan selalu ada didalam kerinduan itu.)

Bait II
Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Sungguh.. Betapa segala resah mendesah
Bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian
Untuk siapa nada ini kan menyapa

(Penulis memperjelas lagi bahwa nyanyian itu tidak dapat terlukiskan atau dituliskan, hingga si penulis merasa resah karena perasaan yang tak dapat dilukiskan itu. Penulis mengetahui bahwa perasaan itu dapat berubah dan tidak abadi. Penulis tidak mengetahui untuk siapa nyanyian yang tidak terlukiskan itu untuk siapa.)      

Bait III
Di relung jiwa bersemayam segala rasa
Terhempas risau melayang hilang
Menjelajah hati menjawab tanya
Hadir membayang dalam bayang-bayang

(Penulis merasakan bimbang dan resah yang bercampur aduk dalam hatinya. Akhirnya rasa itupun mulai menghilang, menghilang karena penulis mulai mengetahui jawaban mengapa ia bisa bimbang dan resah seperti itu. Munculah seseorang dalam hatinya.)

Bait IV
Getar ujung jemari kabarkan kehadirannya
Nyata terasa getaran di jiwa
Bening air mata berkaca-kaca
Bak air telaga memantulkan gemerlap bintang

(Penulis pun mulai menyadari siapa seseorang itu. Semakin lama semakin jelas siapa seseorang itu dan hatinya semakin berdebar. Karena perasaan cintanya yang kuat, ia sampai menitikan air mata dan dengan air mata itu iya merasa lebih melihat jelas siapa yang ada dalam hatinya.)

Bait V
Sendu merayu di tengah heningnya malam
Bercengkrama bersama titik-titik embun
Membongkar dinginnya kabut rahasia
Hingga kebenaran datang menjelang

(Ketika penulis mengingat seseorang itu ia menjadi merasa sedih, seakan-akan cintanya itu telah pergi. Kesedihan itu semakin bertambah, seakan penulis memiliki rahasia yang belum terungkap hingga cintanya itu telah pergi. Ia hanya menunggu waktu hingga rahasianya itu akan terungkap suatu saat.)

Bait VI
Nada lahir dari ujung renungan
Mengalun bersama kesunyian
Menepis semua kebisingan
Mengalir diantara mimpi dan bayangan

(Penulis menyadari bahwa nyanyian berasal dari renungan dan apa yang ia rasakan. Nyanyian datang ketika suasana hati sedang sepi dan sunyi. Nyanyian itu akan datang untuk mengisi kesunyian hati. Nyanyian itu akan datang dalam mimpi dan menggambarkan sesuatu.)

Bait VII
Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada
Rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hatiku
Menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu
Dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu

(Nyanyian itu berhubungan erat dengan perasaan cinta si penulis tersebut. Nyanyian itu yang menemani kesepian penulis hingga akhirnya merasakan kerinduan. Dan dengan nyanyian itu ia memiliki harapan baru. Dimulai dari nada yang tidak terlukiskan itulah ia mulai mencari siapa yang ia cintai dan penulis pun menemukannya.)

Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsur, yaitu keterkaitan, keintiman, dan kemesraan. Keterkaitan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.

Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur keterikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.

1. Cinta dalam ajaran islam

Cinta secara bahasa adalah suka sekali dan senang sekali. Cinta secara istilah ialah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharap imbalan apapun, dan dari siapapun kecuali imbalan yang datang dan diridhoi Allah.

Dalam Islam, kasih sayang adalah identitas dan asas iman. Hal itu merupakan bukti pengaruh agama terhadap hati nurani, seperti halnya ia juga merupakan kesaksian jiwa manusia. Islam belum akan diakui beragama bila ia tidak memiliki perasaan kasih sayang.

Allah berfirman: Katakanlah: “Jika bapa-bapa (para pembesar dan nenek moyang), anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada mencintai Allah dan Rasulnya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab/siksaan)-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.( Al-Qur’an Surat At-Taubat, 9: 24)

2. Cinta Terhadap Sesama Manusia (hablun min annas)

Dalam ajaran Islam, cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas dari rasa cintanya terhadap penciptanya. Karena dalam ajaran Islam, cinta terhadap Tuhan yaitu terhadap Allah SWT, juga berarti cinta terhadap sesama manusia sebagai ciptaan-Nya. Karena hal ini berkaitan dengan yang namanya akhlak. Rasa cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas dari kemanusiaan.

Pandangan Islam menyatakan, bahwa kemanusiaan itu merupakan satu kesatuan, berbeda-beda bagiannya untuk membentuk satu masyarakat, berjenis-jenis dalam keserasian, dan berlainan pendapat untuk saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan, dengan begitu ia cocok pula untuk saling melengkapi dengan alam, untuk membentuk wujud yang satu pula.

Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian  di sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Q.S. Al-Hujurat: 13).
Pada prinsipnya, cinta terhadap sesama manusia adalah dengan tolong-menolong, saling mengenal dan keserasian. Menurut pandangan Islam, rasa cinta terhadap sesama manusia bisa diwujudkan, salah satunya dengan keadilan dan persamaan derajat di antara manusia.

3. Cinta Seksual

Cinta berkaitan sangat erat dengan seksual. karena dorongan seksual dalam cinta menciptakan keserasian , kerjasama antara suami dan istri serta melestarikan kasih sayang dalam membina rumah tangga.

4. Cinta kepada orang tua

Cinta kepada orang tua adalah  sesuatu yang sangat mulia dan sangat dianjurkar oleh semua agama karena merekalah yang telah merawat dan menjaga kita dari kecil hingga saat ini tanpa balas jasa dan tanpa mengharapkan imbalan.

Ibu yang mengandung kita selama 9 bulan lamanya menahan sakit saat melahirkan, setelah lahir ibu pula yang merawat kita dan menjaga kita tanpa lelah dan sang ayah yang kerja banting tulang tanpa lelah demi mencari nafkah untuk kelangsungan hidup kita.

5. Cinta Terhadap Sang Pencipta (hablun min Allah)

Sebagai makhluk Allah, manusia berusaha untuk selalu mengadakan hubungan baik dengan Allah, berupa hubungan ibadah dengan-Nya. Cinta kepada Allah adalah cinta makhluk atau hamba kepada Penciptanya, dengan jalan mengakui tanpa ragu akan kebesaran-Nya, dan mematuhi secara konsekwen segala titah-Nya. Apa yang diperintahkan-Nya dilaksanakan, dan apa-apa yang dilarang-Nya dihindari. Cinta terhadap Allah ini tidak bisa terlepas dari yang disebut sebagai akhlak, keimanan, dan tauhid.

6. Kemesraan.

Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.

7. Pemujaan

Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Pemujaan bisa ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan Yang Maha Esa. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya. Cara pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan.

Amanat :
Amanat yang terkandung dalam puisi ini adalah janganlah memendam perasaan atau rahasia terlalu lama, karena mungkin saja orang yang kita tuju atau orang yang kita cintai pergi sebelum mengetahui apa perasaan kita yang sebenarnya. Dan tidak ada yang abadi dalam dunia ini, sehingga janganlah terlalu berlarut-larut dalam kesedihan atau kegelisahan kita. Carilah jalan keluarnya dan kitapun akan mengetahui jawaban dan cara menyelesaikan masalah terebut.

Kesimpulan :
Manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memperoleh cinta kasih seumur hidupnya dimulai dari bayi hingga akhirnya meninggal. cinta kasih yang diberikan bisa saja oleh anggota keluarga sewaktu masih kecil. Disaat mulai besar anak tersebut menerima dan mulai memberi cinta kasih kepada orang-orang yang ada disekelilingnya. Jadi, cinta kasih tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena merupakan salah satu komponen hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar