Menurut
pandangan saya hubungan manusia dengan cinta kasih tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia karena merupakan salah satu komponen hidup. Pada dasarnya
cinta kasih dimiliki oleh setiap makhluk hidup terutama manusia. Karena manusia
tidak dapat hidup sendiri melainkan manusia selalu membutuhkan orang lain.
Saya akan mencoba menganalisa puisi cinta karya Khalil Gibran
yang berjudul Senandung Cinta. Beliau merupakan seorang penyair yang sangat
terkenal dan karyanya pun sangat menarik untuk dibaca apalagi untuk dianalisa
seperti yang akan saya lakukan kali ini. Berikut merupakan contoh puisi cinta
karya Khalil Gibran yang akan saya analisa:
SENANDUNG CINTA
Cipt. Khalil Gibran
Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu
Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Nada kasih mengalir menembus sukma
Menyentuh batin mengalirkan sayang
Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Sungguh.. Betapa segala resah mendesah
Bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian
Untuk siapa nada ini kan menyapa
Di relung jiwa bersemayam segala rasa
Terhempas risau melayang hilang
Menjelajah hati menjawab tanya
Hadir membayang dalam bayang-bayang
Getar ujung jemari kabarkan kehadirannya
Nyata terasa getaran di jiwa
Bening air mata berkaca-kaca
Bak air telaga memantulkan gemerlap bintang
Sendu merayu di tengah heningnya malam
Bercengkrama bersama titik-titik embun
Membongkar dinginnya kabut rahasia
Hingga kebenaran datang menjelang
Nada lahir dari ujung renungan
Mengalun bersama kesunyian
Menepis semua kebisingan
Mengalir diantara mimpi dan bayangan
Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada
Rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hatiku
Menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu
Dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu
ANALISIS PUISI
Bait 1
Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu
Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Nada kasih mengalir menembus sukma
Menyentuh batin mengalirkan sayang
(Penulis yang merindukan seseorang dan ingin mengungkapkannya
lewat nyanyian, akan tetapi nyanyian tersebut tidak dapat dituliskan. Nyanyian
itu hanya ada dalam hatinya hingga menyentuh batin dan selalu ada didalam
kerinduan itu.)
Bait II
Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Sungguh.. Betapa segala resah mendesah
Bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian
Untuk siapa nada ini kan menyapa
(Penulis memperjelas lagi bahwa nyanyian itu tidak dapat
terlukiskan atau dituliskan, hingga si penulis merasa resah karena perasaan
yang tak dapat dilukiskan itu. Penulis mengetahui bahwa perasaan itu dapat
berubah dan tidak abadi. Penulis tidak mengetahui untuk siapa nyanyian yang
tidak terlukiskan itu untuk siapa.)
Bait III
Di relung jiwa bersemayam segala rasa
Terhempas risau melayang hilang
Menjelajah hati menjawab tanya
Hadir membayang dalam bayang-bayang
(Penulis merasakan bimbang dan resah yang bercampur aduk
dalam hatinya. Akhirnya rasa itupun mulai menghilang, menghilang karena penulis
mulai mengetahui jawaban mengapa ia bisa bimbang dan resah seperti itu.
Munculah seseorang dalam hatinya.)
Bait IV
Getar ujung jemari kabarkan kehadirannya
Nyata terasa getaran di jiwa
Bening air mata berkaca-kaca
Bak air telaga memantulkan gemerlap bintang
(Penulis
pun mulai menyadari siapa seseorang itu. Semakin lama semakin jelas siapa
seseorang itu dan hatinya semakin berdebar. Karena perasaan cintanya yang kuat,
ia sampai menitikan air mata dan dengan air mata itu iya merasa lebih melihat
jelas siapa yang ada dalam hatinya.)
Bait V
Sendu merayu di tengah heningnya malam
Bercengkrama bersama titik-titik embun
Membongkar dinginnya kabut rahasia
Hingga kebenaran datang menjelang
(Ketika penulis mengingat seseorang itu ia menjadi merasa
sedih, seakan-akan cintanya itu telah pergi. Kesedihan itu semakin bertambah,
seakan penulis memiliki rahasia yang belum terungkap hingga cintanya itu telah
pergi. Ia hanya menunggu waktu hingga rahasianya itu akan terungkap suatu
saat.)
Bait VI
Nada lahir dari ujung renungan
Mengalun bersama kesunyian
Menepis semua kebisingan
Mengalir diantara mimpi dan bayangan
(Penulis menyadari bahwa nyanyian berasal dari renungan dan
apa yang ia rasakan. Nyanyian datang ketika suasana hati sedang sepi dan sunyi.
Nyanyian itu akan datang untuk mengisi kesunyian hati. Nyanyian itu akan datang
dalam mimpi dan menggambarkan sesuatu.)
Bait VII
Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada
Rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hatiku
Menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu
Dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu
(Nyanyian itu berhubungan erat dengan perasaan cinta si
penulis tersebut. Nyanyian itu yang menemani kesepian penulis hingga akhirnya
merasakan kerinduan. Dan dengan nyanyian itu ia memiliki harapan baru. Dimulai
dari nada yang tidak terlukiskan itulah ia mulai mencari siapa yang ia cintai
dan penulis pun menemukannya.)
Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki
tiga unsur, yaitu keterkaitan, keintiman, dan kemesraan. Keterkaitan adalah
perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman
yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara
anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal
seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan
seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau
dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan
yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika
salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat
disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang
yang dibarengi unsur keterikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal /
Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan
dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan
akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
1. Cinta dalam ajaran islam
Cinta secara bahasa adalah suka sekali dan senang sekali.
Cinta secara istilah ialah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang
terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharap imbalan apapun, dan dari
siapapun kecuali imbalan yang datang dan diridhoi Allah.
Dalam Islam, kasih sayang adalah identitas dan asas iman. Hal
itu merupakan bukti pengaruh agama terhadap hati nurani, seperti halnya ia juga
merupakan kesaksian jiwa manusia. Islam belum akan diakui beragama bila ia
tidak memiliki perasaan kasih sayang.
Allah berfirman: Katakanlah: “Jika bapa-bapa (para pembesar
dan nenek moyang), anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada
mencintai Allah dan Rasulnya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan (azab/siksaan)-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik.( Al-Qur’an Surat At-Taubat, 9: 24)
2. Cinta Terhadap Sesama Manusia
(hablun min annas)
Dalam ajaran Islam, cinta terhadap
sesama manusia tidak bisa lepas dari rasa cintanya terhadap penciptanya. Karena
dalam ajaran Islam, cinta terhadap Tuhan yaitu terhadap Allah SWT, juga berarti
cinta terhadap sesama manusia sebagai ciptaan-Nya. Karena hal ini berkaitan
dengan yang namanya akhlak. Rasa cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas
dari kemanusiaan.
Pandangan Islam menyatakan, bahwa
kemanusiaan itu merupakan satu kesatuan, berbeda-beda bagiannya untuk membentuk
satu masyarakat, berjenis-jenis dalam keserasian, dan berlainan pendapat untuk
saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan, dengan begitu ia cocok
pula untuk saling melengkapi dengan alam, untuk membentuk wujud yang satu pula.
Sebagaimana Allah berfirman, yang
artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal.
Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di
sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu sekalian.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Q.S. Al-Hujurat: 13).
Pada prinsipnya, cinta terhadap
sesama manusia adalah dengan tolong-menolong, saling mengenal dan keserasian.
Menurut pandangan Islam, rasa cinta terhadap sesama manusia bisa diwujudkan,
salah satunya dengan keadilan dan persamaan derajat di antara manusia.
3. Cinta Seksual
Cinta berkaitan sangat erat dengan seksual.
karena dorongan seksual dalam cinta menciptakan keserasian , kerjasama antara
suami dan istri serta melestarikan kasih sayang dalam membina rumah tangga.
4. Cinta kepada orang tua
Cinta kepada orang tua adalah sesuatu
yang sangat mulia dan sangat dianjurkar oleh semua agama karena merekalah yang
telah merawat dan menjaga kita dari kecil hingga saat ini tanpa balas jasa dan
tanpa mengharapkan imbalan.
Ibu yang mengandung kita selama 9 bulan lamanya
menahan sakit saat melahirkan, setelah lahir ibu pula yang merawat kita dan
menjaga kita tanpa lelah dan sang ayah yang kerja banting tulang tanpa lelah
demi mencari nafkah untuk kelangsungan hidup kita.
5. Cinta Terhadap Sang Pencipta
(hablun min Allah)
Sebagai makhluk Allah, manusia
berusaha untuk selalu mengadakan hubungan baik dengan Allah, berupa hubungan
ibadah dengan-Nya. Cinta kepada Allah adalah cinta makhluk atau hamba kepada
Penciptanya, dengan jalan mengakui tanpa ragu akan kebesaran-Nya, dan mematuhi
secara konsekwen segala titah-Nya. Apa yang diperintahkan-Nya dilaksanakan, dan
apa-apa yang dilarang-Nya dihindari. Cinta terhadap Allah ini tidak bisa
terlepas dari yang disebut sebagai akhlak, keimanan, dan tauhid.
6. Kemesraan.
Kemesraan berasal dari kata mesra
yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan
keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan
merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban
yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
7. Pemujaan
Pemujaan
berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa
– dewa atau berhala. Pemujaan bisa ditujukan kepada orang yang dicintai,
pahlawan dan Tuhan Yang Maha Esa. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta
manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan
yang sebenarnya. Cara pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai
perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat
pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan.
Amanat :
Amanat yang terkandung dalam puisi ini adalah janganlah
memendam perasaan atau rahasia terlalu lama, karena mungkin saja orang yang
kita tuju atau orang yang kita cintai pergi sebelum mengetahui apa perasaan
kita yang sebenarnya. Dan tidak ada yang abadi dalam dunia ini, sehingga
janganlah terlalu berlarut-larut dalam kesedihan atau kegelisahan kita. Carilah
jalan keluarnya dan kitapun akan mengetahui jawaban dan cara menyelesaikan
masalah terebut.
Kesimpulan
:
Manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia memperoleh cinta kasih seumur hidupnya dimulai dari bayi hingga
akhirnya meninggal. cinta kasih yang diberikan bisa saja oleh anggota keluarga
sewaktu masih kecil. Disaat mulai besar anak tersebut menerima dan mulai
memberi cinta kasih kepada orang-orang yang ada disekelilingnya. Jadi, cinta
kasih tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena merupakan salah satu
komponen hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar