Kamis, 10 April 2014

UNIKNYA SUKU GAYO


KEBUDAYAAN SUKU GAYO
DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Apabila kita membahas tentang kebudayaan di dunia ini tentulah sangat banyak dan beranekaragam. Tapi dinegara kita sendiri pun memiliki suku yang dinamakan Suku gayo. Suku gayo ini merupakan suku asli yang berada di provinsi aceh, tepatnya pada dataran tinggi gayo. Suku gayo itu merupakan suku terbesar ke2 di Aceh. Kata gayo memiliki banyak arti, namun menurut seorang pakar yang berasal dari Brunai Darussalam, yaitu Prof Dr. Burhanuddin dalam bahasa Melayu Brunai Darussalam dan Malaysia adalah “Indah”. Kata ini hanya pantas diungkapkan pada saat-saat upacara tertentu.

A. Manusia
Manusia adalah makhluk hidup yang selalu membutuhkan komunikasi dengan sesamanya agar ia dapat menjaga kelangsungan kehidupan sosialnya. Manusia tidak mungkin memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa memerlukan orang lain karena manusia menjalankan peranannya denga menggunakan bahasa untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
                                                                                                         
Masyarakat Gayo merupakan bagian dari melayu tua. Suku Gayo berasal dari negeri Romawi. Kata Romawi tersebut biasanya disingkat menjadi ROM. Raja pertama kerajaan Lingga yaitu anak dari raja Romawi kuno, bertempat dikota Istambul Turki. Begitu juga dengan asal kata Lingga yang artinya adalah suara. Karena menurut pendapat masyarakat daerah sekitar, raja Lingga mendengar suara tetapi tidak ditemukan dari mana arah suara tersebut. Sehingga raja Lingga memberi nama kerajaannya dengan nama Lingga (suara). Raja Lingga inj bernama Adi Genali (Mahmud Ibrahim 2007:14).

B. Hakekat manusia
Menurut hakekatnnya manusia merupakan salah satu makhluk Tuhan Yang Maha Esa paling sempurna diantara makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna dikarenakan manusia mempunyai akal pikiran, sehingga manusia dapat menggunakan akal pikirannya untuk bertindak sesuai dengan etika dan norma yang berlaku dimasyarakat serta mampu berkomitmen dengan nilai-nilai yang ada. Selain memiliki akal pikiran manusia juga memiliki jiwa dan roh yang tidak dapat dipisahkan. Jiwa dan roh tersebut melekat pada tubuh (raga) manusia. Dengan adanya komponen tersebut, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, selalu berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial dan budaya serta mampu mengolah lingkungan fisik di sekitarnya.

C. Kepribadian bangsa timur
Manusia dimuka bumi ini mendiami wilayah yang berbeda – beda. Dan Negara Indonesia sudah termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik, ramah dan bersahabat. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.

Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.

D. Kebudayaan suku gayo
Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangannya yang dihadapidalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan. Kebudayaan juga merupakan pengetahuan manusia yang diyakini kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan,emosi-emosi manusia serta menjadi sumber bagi system penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang berharga dan yang tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal in ibis aterjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai norma, yang sumber dari nilai-nilai norma tersebut adalah pada pandangan hidup dan pada etos atau system etika yang dipunyai oleh setiap manusia (Geertz,1973b.)


Suku gayo merupakan suku yang memiliki banyak ciri khas, sosial yang tinggi, rohaninya pun sangat kuat dibandingkan dengan suku suku lain. Suku gayo ini lebih mendalami kerohaniannya. Maka dari itu saya tertarik untuk membahas suku ini lebih mendalam. Terutama mengenai unsur -  unsur kebudayaan suku gayo.

E. Unsur – unsur Kebudayaan Suku Gayo

1. Sistem Religi
Suku Gayo yang ada sekarang berasal Kerajaan Lingga yang berpusat di Nenggeri Antara yaitu Lingga, sekarang berada di kecamatan Isak Takengon Aceh Tengah. Menurut Mahmud Ibrahim Kerajaan Lingga dahulu menganut sistem kepercayaan yaitu animisme, sedangkan raja menganut Agama Budha. Pada abad ke-8 Islam baru masuk ke dataran tinggi Gayo yaitu dibawa oleh para pedagang melalui Perlak, sehingga sampai di Kerajaan Lingga. Agama Islam di bawa kekerajaan Lingga adalah Syech Abdul Khadir dan pedagang lainnya. Islam berkembang pesat sampai sekarang di dataran tinggi Gayo.

2. Sistem dalam Organisasi Kemasyarakatan dan Politik
Masyarakat Gayo hidup dalam kolompok kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari: Reje, Petue, Imem dan Rayat. masa sekarang beberapa kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat. Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klen (belah). Anggota-anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat

3. Politik
Sistem politik yang berlaku di Aceh saat ini ada 2, yaitu Sistem Pemerintahan Lokal Aceh dan Sistem Pemerintahan Indonesia. Berdasarkan penjenjangan, perbedaan yang tampak adalah adanya Pemerintahan Mukim di antara kecamatan dan gampong. Sejak tahun 1999, Aceh telah mengalami beberapa pemekaran wilayah hingga sekarang mencapai 5 pemerintahan kota dan 18 kabupaten.

4. Sistem Pengetahuan
Sistem dalam masyarakat Gayo dahulu mengenal beberapa teknologi yang manual, seperti dalam bertani, masyarakat menggunakan tenaga kuda, kerbau dalam mengarap sawah. Begitu juga dengan yang lain seperti kerajinan, yaitu seni arsitektur, seni ukir, sulaman, anyaman, dan seni keramik. Dahulu masyarakat selalu mengunakan peralatan tradisonal.

5. Sistem Mata Pencaharian 
Mata pencaharian utama masyarakat Suku Gayo adalah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Ada pula kerajinan lainnya, yaitu: Kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo dengan motif yang khas. Mata pencaharian yang berkembang di tanah Gayo memiliki keragaman. Sebab banyak sektor yang dapat dijadikan lahan pekerjaan yang menguntungkan.
Kopi Gayo (Gayo Coffee) merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo. Kopi Gayo telah terkenal sampai ke Mancaegara. Mayoritas masyarakat Suku Gayo yang mendiami kedua Kabupaten ini berprofesi sebagai Petani Kopi.Varietas Arabika mendominasi jenis Kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo.

6. Bahasa dan Literatur 
Suku yang mengunakan bahasa Gayo tergolong sebagai suku bangsa asal yang mendiami dataran tinggi Gayo, yaitu wilayah bagian tengah Provinsi Aceh. Wilayah pemukiman mereka terbagi kedalam tiga kelompok. Pertama Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah yang disebut Gayo Lut atau Gayo deret, kedua Kabupaten Gayo Lues atau Gayo Belang, dan yang ketiga adalah Kabupaten Aceh Timur disebut dengan Gayo Kalul atau Gayo Serbejadi.

7. Kesenian
Suatu unsur budaya yang tidak pernah hilang di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, hampir tidak pernah mengalami kemunduran bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk - bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. 


F. WUJUD KEBUDAYAAN SUKU GAYO
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga :

 * Gagasan
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai norma-norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak dalam kata lain tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam pemikiran masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka letak dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan buku-buku hasil karya para penulis tersebut.

* Aktivitas/tindakan 
     Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan didokumentasikan. 

*Artefak (karya)                                                                                                                   
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kehidupan nyata bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: Wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations In Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu

1. Hakekat Hidup
·      Hidup itu buruk
·      Hidup itu baik
·      Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
·      Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah ditentukan.

2. Hakekat karya manusia (MK)
·      Karya itu untuk menafkahi hidup
·      Karya itu untuk kehormatan.
                                                            
3. Hakekat waktu manusia (WM) 
Hakekat waktu untuk setiap kebudaayan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.

4. Hakekat alam manusia (MA) 
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerahkan kepada alam.

5. Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia. Baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri).

H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Perubahan yang dialami suku gayo itu adalah dari cara sistem pemerintahannya yang pada awal mulanya membentuk suatu kerajaan kini suku gayo sistemnya menjadi lebih ,maju dari sebelumnya. Mata pencaharian suku gayo pun semakin berkembang dikarnakan perkebunan kopi dan hasil kopinya telah mempunyai nama dikalangan mancanegara. Tetapi walaupun kini suku gayo telah mempunyai banyak perubahan namun nilai adat dan budayanya tetap dijunjung tinggi oleh masyarakat gayo itu sendiri.

I. HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sans\ekerta), “mens” (Latin), yang berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani. Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
·      Penganut kebudayaan,
·      Pembawa kebudayaan,
·      Manipulator kebudayaan dan
·      Pencipta kebudayaan.

Disamping itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih indah. Manusia dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan. Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.

Kesimpulan :                                                                                                                      
Banyak hal yang bisa kita pelajari dari suku Gayo. Mulai dari bahasa, mata pencaharian, kesenian, tarian dan lain sebagainya. Masyarakat tidak pernah lepas dari lingkungan budaya, karena masyarakat Gayo selalu menjunjung tinggi nilai-nilai budayanya. Sistem dalam masyarakat Gayo mengenal sistem pemerintahan, adat istiadat, teknologi, budaya, bahasa dan religi. Semua itu merupakan sistem yang ada di dataran tinggi Gayo. Pemerintahan masyarakat Gayo zaman dahulu dikenal dengan Sarak Opat (empat unsur dalam satu ikatan terpadu). Adapun pengurusnya yaitu: reje, petue, imem dan rayat. Lembaga ini yang selalu mengurus dan membina masyarakat demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dataran tinggi Gayo. Peralihan dari sistem kerajaan merupakan sebuah revolusi yang terjadi di dataran tinggi Gayo, walaupun perubahan yang terjadi tetapi nilai adat dan nilai budaya tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat dataran tinggi Gayo. Nilai adat, budaya selalu menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber Referensi:

1 komentar:

  1. Tolong ganti poto penarI saman...
    Saman gayo bukan dimainkan oleh wanita

    BalasHapus