KEBUDAYAAN SUKU GAYO
DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Apabila
kita membahas tentang kebudayaan di dunia ini tentulah sangat banyak dan beranekaragam.
Tapi dinegara kita sendiri pun memiliki suku yang dinamakan Suku gayo. Suku
gayo ini merupakan suku asli yang berada di provinsi aceh, tepatnya pada
dataran tinggi gayo. Suku gayo itu merupakan suku terbesar ke2 di Aceh. Kata
gayo memiliki banyak arti, namun menurut seorang pakar yang berasal dari Brunai
Darussalam, yaitu Prof Dr. Burhanuddin dalam bahasa Melayu Brunai Darussalam
dan Malaysia adalah “Indah”. Kata ini hanya pantas diungkapkan pada saat-saat
upacara tertentu.
A.
Manusia
Manusia adalah
makhluk hidup yang selalu membutuhkan komunikasi dengan sesamanya agar ia dapat
menjaga kelangsungan kehidupan sosialnya. Manusia tidak mungkin memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa memerlukan orang lain karena manusia menjalankan
peranannya denga menggunakan bahasa untuk mengkomunikasikan pemikiran dan
perasaannya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui
medium kehidupan sosial.
Masyarakat
Gayo merupakan bagian dari melayu tua. Suku Gayo berasal dari negeri Romawi.
Kata Romawi tersebut biasanya disingkat menjadi ROM. Raja pertama kerajaan
Lingga yaitu anak dari raja Romawi kuno, bertempat dikota Istambul Turki.
Begitu juga dengan asal kata Lingga yang artinya adalah suara. Karena menurut
pendapat masyarakat daerah sekitar, raja Lingga mendengar suara tetapi tidak
ditemukan dari mana arah suara tersebut. Sehingga raja Lingga memberi nama
kerajaannya dengan nama Lingga (suara). Raja Lingga inj bernama Adi Genali
(Mahmud Ibrahim 2007:14).
B.
Hakekat manusia
Menurut
hakekatnnya manusia merupakan salah satu makhluk Tuhan Yang Maha Esa paling sempurna
diantara makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna dikarenakan manusia mempunyai akal pikiran, sehingga
manusia dapat menggunakan akal pikirannya untuk bertindak sesuai dengan etika
dan norma yang berlaku dimasyarakat serta mampu berkomitmen dengan nilai-nilai
yang ada. Selain memiliki akal pikiran manusia juga memiliki jiwa dan roh yang
tidak dapat dipisahkan. Jiwa dan roh tersebut melekat pada tubuh (raga)
manusia. Dengan adanya komponen tersebut, oleh karena itu manusia disebut
sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, selalu berinteraksi
dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial dan budaya serta mampu mengolah
lingkungan fisik di sekitarnya.
C.
Kepribadian bangsa timur
Manusia
dimuka bumi ini mendiami wilayah yang berbeda – beda. Dan Negara Indonesia
sudah termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang
berkepribadian baik, ramah dan bersahabat. Kepribadian bangsa timur dapat
diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan
penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur mempunyai
sifat toleransi yang tinggi. Bangsa timur identik dengan benua asia yang
penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang
berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih
sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam
dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang
ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat
memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Pada
umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap
bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat
yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa
Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih
baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya.
Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.
D.
Kebudayaan suku gayo
Kebudayaan
adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan
keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan
kelengkapan jasmaninya serta sumber sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan
boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap
tantangan-tantangannya yang dihadapidalam proses penyesuaian diri mereka dengan
lingkungan. Kebudayaan juga merupakan pengetahuan manusia yang diyakini
kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti
perasaan-perasaan,emosi-emosi manusia serta menjadi sumber bagi system penilaian
sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang berharga dan yang tidak, sesuatu
yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal in ibis aterjadi karena kebudayaan
itu diselimuti oleh nilai-nilai norma, yang sumber dari nilai-nilai norma
tersebut adalah pada pandangan hidup dan pada etos atau system etika yang
dipunyai oleh setiap manusia (Geertz,1973b.)
Suku
gayo merupakan suku yang memiliki banyak ciri khas, sosial yang tinggi,
rohaninya pun sangat kuat dibandingkan dengan suku suku lain. Suku gayo ini
lebih mendalami kerohaniannya. Maka dari itu saya tertarik untuk membahas suku
ini lebih mendalam. Terutama mengenai unsur - unsur kebudayaan suku gayo.
E.
Unsur – unsur Kebudayaan Suku Gayo
1.
Sistem Religi
Suku
Gayo yang ada sekarang berasal Kerajaan Lingga yang berpusat di Nenggeri Antara
yaitu Lingga, sekarang berada di kecamatan Isak Takengon Aceh Tengah. Menurut
Mahmud Ibrahim Kerajaan Lingga dahulu menganut sistem kepercayaan yaitu
animisme, sedangkan raja menganut Agama Budha. Pada abad ke-8 Islam baru masuk
ke dataran tinggi Gayo yaitu dibawa oleh para pedagang melalui Perlak, sehingga
sampai di Kerajaan Lingga. Agama Islam di bawa kekerajaan Lingga adalah Syech
Abdul Khadir dan pedagang lainnya. Islam berkembang pesat sampai sekarang di
dataran tinggi Gayo.
2.
Sistem dalam Organisasi Kemasyarakatan dan Politik
Masyarakat
Gayo hidup dalam kolompok kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai
oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin
oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang
disebut sarak opat, terdiri dari: Reje, Petue, Imem dan Rayat. masa sekarang
beberapa kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur
kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang
mewakili rakyat. Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klen
(belah). Anggota-anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang,
masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara
adat
3.
Politik
Sistem
politik yang berlaku di Aceh saat ini ada 2, yaitu Sistem Pemerintahan Lokal
Aceh dan Sistem Pemerintahan Indonesia. Berdasarkan penjenjangan, perbedaan
yang tampak adalah adanya Pemerintahan Mukim di antara kecamatan dan gampong.
Sejak tahun 1999, Aceh telah mengalami beberapa pemekaran wilayah hingga
sekarang mencapai 5 pemerintahan kota dan 18 kabupaten.
4.
Sistem Pengetahuan
Sistem
dalam masyarakat Gayo dahulu mengenal beberapa teknologi yang manual, seperti
dalam bertani, masyarakat menggunakan tenaga kuda, kerbau dalam mengarap sawah.
Begitu juga dengan yang lain seperti kerajinan, yaitu seni arsitektur, seni
ukir, sulaman, anyaman, dan seni keramik. Dahulu masyarakat selalu mengunakan
peralatan tradisonal.
5.
Sistem Mata Pencaharian
Mata
pencaharian utama masyarakat Suku Gayo adalah bertani dan berkebun dengan hasil
utamanya kopi. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam,
dan menenun. Ada pula kerajinan lainnya, yaitu: Kerajinan membuat sulaman
kerawang Gayo dengan motif yang khas. Mata pencaharian yang berkembang di tanah
Gayo memiliki keragaman. Sebab banyak sektor yang dapat dijadikan lahan
pekerjaan yang menguntungkan.
Kopi
Gayo (Gayo Coffee) merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari
Dataran Tinggi Gayo. Kopi Gayo telah terkenal sampai ke Mancaegara. Mayoritas
masyarakat Suku Gayo yang mendiami kedua Kabupaten ini berprofesi sebagai
Petani Kopi.Varietas Arabika mendominasi jenis Kopi yang dikembangkan oleh para
petani Kopi Gayo.
6.
Bahasa dan Literatur
Suku
yang mengunakan bahasa Gayo tergolong sebagai suku bangsa asal yang mendiami
dataran tinggi Gayo, yaitu wilayah bagian tengah Provinsi Aceh. Wilayah pemukiman
mereka terbagi kedalam tiga kelompok. Pertama Kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten Bener Meriah yang disebut Gayo Lut atau Gayo deret, kedua Kabupaten
Gayo Lues atau Gayo Belang, dan yang ketiga adalah Kabupaten Aceh Timur disebut
dengan Gayo Kalul atau Gayo Serbejadi.
7.
Kesenian
Suatu
unsur budaya yang tidak pernah hilang di kalangan masyarakat Gayo adalah
kesenian, hampir tidak pernah mengalami kemunduran bahkan cenderung berkembang.
Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur
yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk - bentuk
kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai
sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat.
F.
WUJUD KEBUDAYAAN SUKU GAYO
Menurut
J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga :
* Gagasan
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai norma-norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak dalam
kata lain tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
pemikiran masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka letak dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan buku-buku hasil karya para penulis tersebut.
*
Aktivitas/tindakan
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan didokumentasikan.
*Artefak
(karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga
wujud kebudayaan. Dalam kehidupan nyata bermasyarakat, antara wujud kebudayaan
yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai
contoh: Wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
G.
ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan
sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya
Variations In Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua
kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan
manusia,yaitu
1.
Hakekat Hidup
·
Hidup itu buruk
·
Hidup itu baik
·
Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap
harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
·
Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah
ditentukan.
2. Hakekat karya manusia (MK)
·
Karya itu untuk menafkahi hidup
·
Karya itu untuk kehormatan.
3. Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudaayan berbeda, ada yang
berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan
untuk masa kini atau masa yang akan datang.
4. Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi
alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudaan yang
beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerahkan
kepada alam.
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan
manusia. Baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi
kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi
kekuatan sendiri).
H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Perubahan yang dialami suku gayo itu adalah dari cara sistem
pemerintahannya yang pada awal mulanya membentuk suatu kerajaan kini suku gayo
sistemnya menjadi lebih ,maju dari sebelumnya. Mata pencaharian suku gayo pun
semakin berkembang dikarnakan perkebunan kopi dan hasil kopinya telah mempunyai
nama dikalangan mancanegara. Tetapi walaupun kini suku gayo telah mempunyai
banyak perubahan namun nilai adat dan budayanya tetap dijunjung tinggi oleh
masyarakat gayo itu sendiri.
I.
HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara
bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sans\ekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau
arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani
maupun rohani. Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang
sangat erat dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan
kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu
sebagai:
·
Penganut kebudayaan,
·
Pembawa kebudayaan,
·
Manipulator kebudayaan dan
·
Pencipta kebudayaan.
Disamping
itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut
dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar
kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih indah. Manusia dan keindahan atau seni
memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan
yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun
seni pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat
dibanggakan. Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau
biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit
perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya.
Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan
umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan
gender.
Kesimpulan :
Banyak
hal yang bisa kita pelajari dari suku Gayo. Mulai dari bahasa, mata
pencaharian, kesenian, tarian dan lain sebagainya. Masyarakat tidak pernah lepas dari
lingkungan budaya, karena masyarakat Gayo selalu menjunjung tinggi nilai-nilai
budayanya. Sistem dalam masyarakat Gayo mengenal sistem pemerintahan, adat
istiadat, teknologi, budaya, bahasa dan religi. Semua itu merupakan sistem yang
ada di dataran tinggi Gayo. Pemerintahan masyarakat Gayo zaman dahulu dikenal
dengan Sarak Opat (empat unsur dalam satu ikatan terpadu). Adapun pengurusnya
yaitu: reje, petue, imem dan rayat. Lembaga ini yang selalu mengurus dan
membina masyarakat demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dataran tinggi
Gayo. Peralihan dari sistem kerajaan merupakan sebuah revolusi yang
terjadi di dataran tinggi Gayo, walaupun perubahan yang terjadi tetapi nilai
adat dan nilai budaya tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat dataran
tinggi Gayo. Nilai adat, budaya selalu menjadi pedoman dalam kehidupan
sehari-hari.
Sumber
Referensi:
Tolong ganti poto penarI saman...
BalasHapusSaman gayo bukan dimainkan oleh wanita