KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Unsur-Unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang
mutlak harus dipenuhi karena merupakan suatu bentuk kesatuan yang utuh dan
bulat . Bila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan pernah
terjadi . Dengan demikian , setiap unsur dalam komunikasi itu memiliki hubungan
yang sangat erat dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya,
keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Unsur – unsur
komunikasi yaitu:
1. Komunikator
/ pengirim / sender . Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya
kepada komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok, atau organisasi pengirim
berita. Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas,
memilih media yang ocok untuk menyampaikan pesan tersebut , dan meminta
kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik. Untuk itu, seorang
komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan dengan
siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara
menyampaikannya .
2. Komunikan
/ penerima / receiver . Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan
oleh komunikator. Dalam proses komunikasi , penerima pesan bertanggung jawab
untuk dapat mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima
pesan juga memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa
pesan telah diterima dan dimengerti secara sempurna.
3. Saluran/
media/ channel. Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan
komunikator kepada komunikan dan sebaliknya . Pesan dapat berupa kata – kata
atau tulisan , tiruan , gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk
mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax,
photo copy, email, sandi morse, semaphore, sms , dan sebagainya. Pemilihan
channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan
disampaikan ( Wursanto, 1994 ).
Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi sangat penting
karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang
lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam
bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja
antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi
secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui
komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita
(receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja,
tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan
diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai
tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi
harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun
tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ide
(gagasan) => Si Sender
2. Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
3. Penyaluran
(Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis,
mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
4. Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
5. Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
6. Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Dalam membina kerja sama dalam kelompok inilah
yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan
gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi.
Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama pada
organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya
dan seefektif mungkin sehingga koordinasi dan kerjasama benar-benar dapat
dilaksanakan setepat-tepatnya juga.
Suatu keputusan adalah rasional secara sengaja
bila penyesuaian-penyesuaian sarana terhadap hasil akhir dicoba dengan sengaja
oleh individu atau organisasi, dan suatu keputusan adalah rasional secara
organisasional bila keputusan diarahkan ke tujuan-tujuan individual.
Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan
komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir dari pengambilan keputusan
tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan
kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi.
Hambatan-Hambatan Komunikasi
HAMBATAN FISIK DALAM PROSES KOMUNIKASI
Merupakan jenis hambatan berupa fisik,
misalnya cacat pendengaran (tuna rungu), tuna netra, tuna wicara. Maka dalam
hal ini baik komunikator maupun komunikan harus saling berkomunikasi secara
maksimal. Bantuan panca indera juga berperan penting dalam komunikasi ini.
HAMBATAN SEMANTIK DALAM PROSES KOMUNIKASI
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian
atau makna kata (denotatif). Jadi hambatan semantik adalah hambatan mengenai
bahasa, baik bahasa yang digunakan oleh komunikator, maupun komunikan.
Hambatan semantik dibagi menjadi 3,
diantaranya:
·
Salah
pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.
·
Adanya
perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama
·
Adanya
pengertian konotatif
Jadi apabila ini disampaikan secara denotatif
sedangkan komunikan menangkap secara konotatif maka komunikasi kita gagal.
HAMBATAN PSIKOLOGIS DALAM PROSES KOMUNIKASI
Disebut sebagai hambatan psikologis karena
hambatan-hambatan tersebut merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.
Hambatan psikologi dibagi menjadi 4 :
1. Perbedaan kepentingan atau interest
Kepentingan atau interst akan membuat
seseorang selektif dalam menganggapi atau menghayati pesan. Orang hanya akan
memperhatikan perangsang (stimulus) yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
Effendi (1981: 43) mengemukakan secara gamblang bahwa apabila kita tersesat
dalam hutan dan beberapa hari tak menemui makanan sedikitpun, maka kita akan
lebih memperhatikan perangsang-perangsang yang mungkin dapat dimakan daripada
yang lain. Andaikata dalam situasi demikian kita dihadapkan pada pilihan antara
makanan dan sekantong berlian, maka pastilah kita akan meilih makanan. Berlian
baru akan diperhatikan kemudian. Lebih jauh Effendi mengemukakan, kepentingan
bukan hanya mempengaruhi kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap,
perasaan, pikiran dan tingkah laku kita.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya,
komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen. Heterogenitas itu meliputi
perbedaan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan yang keseluruhannya akan
menimbulkan adanya perbedaan kepentingan. Kepentingan atau interest komunikan
dalam suatu kegiatan komunikasi sangat ditentukan oleh manfaat atau kegunaan
pesan komunikasi itu bagi dirinya. Dengan demikian, komunikan melakukan seleksi
terhadap pesan yang diterimanya.
Kondisi komunikan seperti ini perlu dipahami
oleh seorang komunikator. Masalahnya, apabila komunikator ingin agar pesannya
dapat diterima dan dianggap penting oleh komunikan, maka komunikator harus
berusaha menyusun pesannya sedemikian rupa agar menimbulkan ketertarikan dari
komunikan.
2. Prasangka
Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan
persepsi orang tentang seseorang atau kelompok lain, dan sikap serta
perilakunya terhadap mereka. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
prasangka, maka sebaiknya kita bahas terlebih dahulu pengertian persepsi.
Persepsi adalah pengalaman objek pribadi, peristiwa
faktor dari hambatan : personal dan situasional.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang
berupa prasangka pada komunikan, maka komunikator yang akan menyampaikan pesan
melalui media massa sebaiknya komunikator yang netral, dalam arti ia bukan
orang controversial, reputasinya baik artinya ia tidak pernah terlibat dalam
suatu peristiwa yang telah membuat luka hati komunikan. Dengan kata lain
komunikator itu harus acceptable. Disamping itu memiliki kredibilitas yang
tinggi karena kemampuan dan keahliannya.
3. Stereotip
Adalah gambaran atau tanggapan mengenai sifat
atau watak bersifat negative (Gerungan, 1983 : 169). Jadi stereotip itu
terbentuk pada dirinya berdasarkan keterangan keterangan yang kurang lengkap
dan subjektif.
Contoh: Orang Batak itu berwatak keras
sedangkan orang Jawa itu berwatak lembut.
Seandainya dalam proses komunikasi massa ada
komunikan yang memiliki stereotip tertentu pada komunikatornya, maka dapat
dipastikan pesan apapun tidak dapat diterima oleh komunikan.
4. Motivasi
Merupakan suatu pengertian yang melingkupi
semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Gerungan 1983:142).
Motif adalah sesuatu yang mendasari motivasi
karena motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Tanggapan
seseorang terhadap pesan komunikasi pun berbeda sesuai dengan jenis motifnya.
Motif dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Motif Tunggal
Contoh: Motif seseorang menonton acara
“Seputar Indonesia” yang disiarkan RCTI adalah untuk memperoleh informasi.
2.Motif Bergabung
Contoh: (kasus yang sama dengan motif tunggal)
tetapi bagi orang lain motif menonton televisi adalah untuk memperolh informasi
sekaligus mengisi waktu luang.
UPAYA-UPAYA DALAM MENGATASI HAMBATAN
BERKOMUNIKASI
Untuk mengetahui hambatan tersebut dapat
ditanggulangi dengan cara sebagai berikut :
1.Mengecek arti atau maksud yang disampaikan
Bertanya lebih lanjut pada si komunikan apakah
ia sudah mengerti apa yang si komunikator bicarakan.
Contoh: Perawat bertanya pada pasien “Apakah
sudah mengerti, Pak?”
2.Meminta penjelasan lebih lanjut
Sama halnya dengan poin pertama hanya saja
disini si komunikator lebih aktif berbicara untuk memastikan apakah ada
hal lain yang perlu ditanyakan lagi.
Contoh: “Apa ada hal lain yang kurang jelas,
Bu?”
3.Mengecek umpan balik atau hasil
Memancing kembali si komunikator dengan
mengajukan pertanyaan mengenai hal atau pesan yang telah disampaikan kepada
komunikan.
Contoh: “Tadi obatnya sudah diminum , Pak?”
Sebelumnya si komunikator telah berpesan pada komunikan untuk meminum obat.
4.Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat
dengan bahasa isyarat
Contoh: “Obatnya diminum 3 kali sehari ya”
sambil menggerakkan tangan.
5.Mengakrabkan antara pengirim dan penerima
Dalam hal ini komunikator lebih mendekatkan
diri dengan berbincang mengenai hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaannya
saat ini (keluhan tentang penyakitnya).
6.Membuat pesan secara singkat, jelas dan
tepat
Si komunikator sebaiknya menyampaikan hanya
hal-hal yang berhubungan pasien (atau yang ditanyakan pasien) sehingga lebih
efisien dan tidak membuang-buang waktu.
Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi
1.
Dari segi sifatnya:
a. Komunikasi Lisan
b. Komunukasi Tertulis
c. Komunikasi Verbal
d. Komunikasi Non Verbal
2.
Dari segi arahnya:
a. Komunikasi Ke atas
b. Komunikasi Ke bawah
c. Komunikasi Diagonal Keatas
d. Komunikasi Diagonal Kebawah
e. Komunikasi Horizontal
f. Komunikasi Satu Arah
g. Komunikasi Dua Arah
3.
Menurut Lawannya:
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak
(kelompok)
c. Kelompok Lawan Kelompok
4.
Menurut Keresmiannya:
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar