Kenaikan
Harga BBM dan Tarif Listrik Penyumbang Terbesar Inflasi
Ekonom Memprediksi Inflasi Agustus
di Bawah 0,5%
Liputan6.com, Yogyakarta - Kenaikan harga
BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter mendongkrak
inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama November 2014.
Kenaikan inflasi ini
didorong peningkatan seluruh kelompok pengeluaran. Kelompok transportasi,
komunikasi dan jasa, kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar
hingga bahan makanan.
Kepala Bidang Statistik Distribusi
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Haryono menjelaskan, BPS DIY mencatat kenaikan
inflasi selama November 2014 di Yogyakarta sebesar 1,13% atau naik 0,85%
dibandingkan inflasi Oktober 2014 sebesar 0,28%.
"Secara langsung dan tidak
langsung berdampak ya. Pada November sampai 1,13 % ini menjadi nomor 12
terkecil dari kota yang dihitung. Besaran inflasi di Kota Yogyakarta dinilai
masih di bawah rata-rata nasional yang menembus 1,5%. Inflasi saat ini masih di
bawah 5% tapi nanti lihat di bulan Desember seperti apa ," ujar Haryono di
ruang rapat BPS DIY Rabu (3/12/2014).
Haryono menyebut lebih dari separuh
kenaikan inflasi pada November disumbang oleh kenaikan harga BBM dan tarif dasar
listrik (TDL). Kenaikan ini mempengaruhi ke sektor lain
seperti jasa, angkutan, perikanan dan sebagainya.
"Kenaikan harga BBM
mempengaruhi sektor lain seperti jasa dan angkutan umum. Kondisi politik
juga pengaruhi inflasi," ujar Haryono.
Sementara itu, Kepala BPS DIY
Bambang Kristianto mengatakan kenaikan tertinggi inflasi terdapat pada kelompok
transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,40%. Dilanjutkan oleh
kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar yang naik 1,17%, dan bahan
makanan naik 0,83%.
"Kenaikan harga BBM berpengaruh
pada biaya distribusi barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Akibatnya,
ada kenaikan harga di level konsumen," kata Bambang.
Komoditas paling mempengaruhi
terjadinya inflasi di
antaranya adalah bensin, tarif listrik, cabai merah, angkutan antar kota dan
cabai rawit. Bensin mengalami kenaikan 12,34% memberikan andil sebesar 0,47%.
Sementara, harga cabai rawit terus
melejit naik sebesar 34,62% dan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,09%.
Angkutan antar kota naik sebesar 34,62% dan memberi andil inflasi sebesar
0,07%.
Peningkatan biaya administrasi ATM
memberi andil pada inflasi sebesar 0,02%. Selain itu, harga beberapa komoditas
lain juga mengalami kenaikan seperti beras, teh manis, sate, pasir, labu siam,
sawi hijau, solar, biaya administrasi transfer uang dan lainnya. "Laju
inflasi pada kalender 2014 sebesar 4,74 persen. Untuk laju inflasi year on
yearsebesar 5,03 persen," tutur Haryono. (Fathi M/Ahm)
Sumber:
KRITIK
- Dengan kenaikan harga BBM dan kenaikan tarif dasar listrik ini, juga dapat mendidik mayarakat untuk mengubah perilaku mereka menjadi lebih hemat dalam mengkonsumsi BBM.
- Jika saat ini, masih banyak penolakan terhadap kenaikan harga BBM tentu saja dapat dipahami, karena masih banyak sekali petinggi negara yang berfoya-foya dengan uang rakyat diatas penderitaan rakyat. Rasanya tidak adil jika mencabut subsidi bagi rakyat, sementara rakyat melihat bahwa petinggi negara yang disebut sebagai wakil rakyat, malah korupsi. Ditambah lagi kesan pemerintah yang ragu0ragu dalam menaikkna harga BBM di negeri ini.
- Jika pemerintah benar-benar akan menaikkan harga BBM disertai dengan kenaikan tarif dasar listrik, maka harga kebutuhan lainnya pun akan ikut naik. Dengan penghasilan masyarakat yang tetap, maka masyarkat pun tidak akan bisa memenuhi kebutuhannya yang melambung naik seiring dengan naiknya harga BBM dan juga naiknya harga listrik.
- Pemerintah harus memastikan terpenuhinya kesejahteraan masrakat terlebih dahulu sebelum menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik. Dengan naiknya, dua kebutuhan utama ini, maka terlihat rakyat akan semakin sengsara jika pemerintah tidak memerdulikan rakyat.
- Pemerintah justru makin mengurangi anggaran subsidi BBM dan menaikkan tarif dasar listrik yang dirasakan cukup membantu masyarakat, sementara seperti yang kita tahu, bahwa anggaran untuk pembangunan ruang rapat DPR dan menu makanannnya justru terus bertambah besar. Kenaikan gaji petinggi negara pun semakin melambung tanpa memperhatikan kondisi masyarakat.
- Dengan kenaikan harga BBM ini, akan terjadi pula kenaikan harga transportasi umum yang menjadi transportasi masyarakat.
- Dengan dinaikkannya tarif dasar listrik, maka rakyat yang tidak mampu akan sulit mendapatkan penerangan.
- Pemerintah harus tahu situasi keadaan rakyat jika ingin menaikkan harga BBM dan juga tarif dara listrik.
- Terlihat kalau pemerintah tidak lagi memerdulikan rakyat, para petinggi negeri ini lebih mementingkan kebutuhan pribadinya dibandingkan kebutuhan rakyatnya.
SARAN
- Mungkin masalah ini bisa diatasi dengan mewajibkan semua kendaran umum dan kendaraan pribadi beralih ke Bahan Bakar Gas (BBG) yang lebih murah dan cadangan masih tersedia cukup banyak di Indonesia. Pemerintah juga harus menjamin ketersediaan BBG ini ke seluruh pelosok negeri
- Jika pemerintah benar akan menaikan tarif dasar listrik, maka itu harus dilakukan secara bertahap. Jangan sampai, kenaikan ini membuat rajyat lebih sengsara lagi.
- Diharapkan juga, jangka waktu kenaikan harga BBM tidak secara cepat disusul dengan kenaikan tarif dasar lisrik. Jika ini terjadi, rakyat akan tercekik dalam perekonomian ini.
- Jika tarif dasar listrik dinaikkan, maka pemerintah juga harus membangun infrastruktur tenaga listrik sehingga dapat merata ke seluruh negeri ini.
- Selain itu, pemerintah juga harus bekerja keras untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat agar dapat memiliki daya beli yang lebih baik.
- Pemerintah juga harus mengubah struktur pemerintah dalam mengelola negara dan menjadikan rakyat segai fokus utama, bukan hanya menjadi pelayan partai politik.
- Pemerintah juga harus menghemat anggaran dan juga memangkas kemewahan yang didapatnya dan mengalihkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar