Contoh Kasus Berfikir Induktif
Contoh kasus:
Suatu lembaga kanker di Amerika
melakukan studi tentang hubungan antara kebiasaan merokok dengan kematian.
Antara tanggal 1 Januari dan 31 Mei 1952 terdaftar 187.783 laki-laki yang
berumur antara 50 sampai 69 tahun. Kepada mereka dikemukakan
pertanyaan-pertanyaan tentang kebiasaan merokok mereka pada masa lalu dan
masa sekarang. Selanjutnya keadaan mereka diikuti terus - menerus selama 44
bulan.Berdasarkan surat kematian dan keterangan medis tentang
penyebab kematiannya, diperoleh data bahwa di antara 11.870 kematian
yang dilaporkan 2.249 disebabkan kanker. Dari seluruh jumlah kematian yang
terjadi (baik pada yang merokok maupun yang tidak) ternyata angka kematian
di kalangan pengisap rokok tetap jauh lebih tinggi daripada yang tidak
pernah merokok, sedangkan jumlah kematian pengisap pipa dan cerutu
tidak banyak berbeda dengan jumlah kematian yang tidak pernah merokok.Selanjutnya,
dari data yang terkumpul itu terlihat adanya korelasi positif antara angka
kematian dan jumlah rokok yang diisap setiap hari. Dari bukti-bukti yang
terkumpul dapatlah dikemukakan bahwa asap tembakau memberikan pengaruh
yang buruk dan memperpendek umur manusia. Cara yang paling sederhana untuk
menghindari kemungkinan itu ialah dengan tidak merokok sama sekali.
Analisa Kasus (Alasan) :
Contoh kasus di atas
menjabarkan hubungan sebab akibat antara merokok dan kematian.
Penjabaran itu dapat dilihat dari bagaimana proses bernalar itu terjadi.
Diawali dengan mereka mengurnpulkan data dari sejumlah orang laki-laki.
Mereka dikelompokkan menurut kebiasaan merokoknya, mulai dari yang tidak
pernah merokok sampai pada perokok berat. Selanjutnya perokok itu juga dibedakan antara
yang menghisap rokok putih (sigaret) dan yang menghisap cerutu dan
pipa. Dalam waktu yang cukup panjang mereka diarnati. Kematian dan
penyebabnya dicatat dan dianalisis. Dari bukti-bukti yang terkumpul
ditariklah kesimpulan - kesimpulan sehubungan dengan rnasalahnya. Secara
ringkas paparan di atas menggambarkan proses penalaran induktif. Proses itu dilakukan langkah demi langkah
sehingga sampai pada kesimpulan bahwa adanya korelasi antara asap tembakau
dengan umur seseorang, semakin sering seseorang merokok atau menghisap asap
rokoknya saja maka semakin besar juga resiko terkena penyakit
pernapasan yang akan menyebabkan kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar