Maraknya kasus-kasus berita bunuh diri yang makin ada saja terjadi di negeri ini pastinya membuat resah dan simpatik bagi orang yang mendengar atau melihatnya secara langsung. kasus bunuh diri ini membuat para psikologi semakin banyak melakukan penelitian dengan masalah - masalah yang terjadi.
Kehilangan harapan, merasa masa depan sangatlah suram dan tidak ada jalan untuk menjadikan hal tersebut menjadi lebih baik atau positif, adanya pemikiran yang bercabang dan pemikiran yang tidak luas adalah perasaan yang memacu seseorang untuk bunuh diri karena tidak ada jalan hidup lagi. Keterbatasan pemikiran tersebut menjadikan seseorang kesulitan dalam menemukan alternatif penyelesaian masalah sampai perasaan untuk bunuh diri itu pun muncul.
Banyak hal yang menjadi faktor-faktor terjadinya bunuh diri yaitu stress, depresi, gangguan mental, kecanduan, kondisi otak, ekonomi, dan masih banyak lagi masalah-masalah pribadi yang tidak diketahui oleh semua orang.
Penyebab bunuh
diri pada masyarakat menurut psikolog diperkirakan yaitu karena rendahnya
kesehatan jiwa bukan karena
pergeseran nilai-nilai moral. Berikut kutipan menurut psikologi forensik,
Kasandra Putranto yang diposting melalui www.detik.com baru-baru ini "Saya
mengakui bahwa saat ini telah terjadi pergeseran nilai-nilai moral masyarakat.
Tetapi, saya meragukan pergeseran nilai moral ini adalah penyebab banyaknya
kasus-kasus bunuh diri. Saya menduga, ini terjadi lebih kepada kondisi
ketidaksehatan jiwa masyarakat yang saat ini mencapai angka yang meningkat
setiap tahunnya,"
Berikut kasus
bunuh diri di indonesia dan dugaan penyebab
1. Putus
Cinta, Siswi mencoba bunuh diri di kelas
SURABAYA POST -
Siswi kelas 3 SMK PGRI Nganjuk, Yunita (17) benar-benar nekat.
Saat mengikuti proses belajar di dalam kelas, gadis asal Desa Glagahan, Kecamatan Loceret, Nganjuk ini tiba-tiba menenggak empat tablet obat flu dan empat tablet sakit mag. Tak ayal, ulahnya membuat ruang sekolah gaduh. Apalagi setelah minum obat, Yunita langsung ambruk dengan wajah pucat pasi dan suhu tubuh dingin. Mulutnya mengeluarkan busa, tanda overdosis akibat minum obat berlebihan.
Para guru pun langsung membawanya ke RS Bhayangkara Nganjuk. Siswi jurusan akutansi ini harus menjalani pencucian perut.
“Nyawa Yunita nyaris tidak tertolong,” kata Endarto, Humas RS Bhayangkara Nganjuk. Usut punya usut, Yunita nekat mencoba bunuh diri akibat sikap orang tuanya yang pilih kasih dalam memberi perhatian. Selain itu dia merasa dijauhi teman-temannya di sekolah.
“Informasinya, Yunita stres karena juga baru putus dengan pacarnya,” ujar guru di SMK PGRI Nganjuk.
Sumber : http://masalahsosial-terjadipadarakyat.blogspot.com/
Opini : Menurut saya bisa terjadinya kasus bunuh diri karena kurangnya pemikiran yg luas terhadap hal cinta dan dia tidak memikirkan resikonya apabila dia bunuh diri banyak yang menyesali akan tindakan hal bunuh diri tersebut dan juga seharusnya orang tua harus lebih memperhatikan anaknya dan lagi selalu membimbing anaknya untuk kejalan yang benar. Orang tua juga seharusnya memberi nasihat terhadap anaknya untuk tidak cepat putus asa terhadap masalah yang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar